Welcome to GIDI Jemaat Gratia

Welcome to GIDI Jemaat Gratia
VISI “ memperlengkapi orang-orang Kudus bagi Pekerjaan PelayananPembangunan Tubuh Kristus “( Efesus 4 : 12 )
 

Gubernur Papua Resmikan Gedung Kampus STT GIDI
Gubernur Papua Lukas Enembe didampingi petinggi GIDI meresmikan gedung kampus GIDI, di Kabupaten Sentani - Jubi/Alex
Jayapura, Jubi - Gubernur Papua Lukas Enembe meresmikan Kampus Sekolah Tinggi Theologia (STT) Gereja Injili di Indonesia (GIDI), sekaligus melakukan peletakan batu pertama pembangunan aula kampus, di Sentani, Kabupaten Jayapura, Kamis (13/10/2016).

Enembe menjelaskan kebijakannya saat ini bersama seluruh stakeholder lebih berpihak pada denominasi gereja di Papua.

"Ada tujuh Sinode di Papua yang menerima dana pemberdayaan dari pemerintah provinsi seperti GIDI, Kemah Injil, Baptis, GKI, Katholik, Pantekosta dan Advent," katanya.

Dana pembangunan kampus tersebut merupakan bantuan dari pemprov melalui dana hibah dan bukan proyek pemerintah.Pemprov telah memberikan bantuan sebesar Rp500 juta di 2014 dan 2015 kembali lagi dibantu sebesar Rp3,5 miliar. Dari dana Rp3,5 M, masih tersisa Rp500 juta yang akan digunakan sebagai dana awal pembangunan aula. 

"Kalau proyek pemerintah pasti tidak ada sisa, ini adalah bantuan dari pemerintah provinsi," ujarnya.

Gubernur mengaku bangga atas kemajuan sekolah ini. Sebab sejak didirikan (1974), sekolah ini tidak pernah mendapat bantuan pembangunan dari pemerintah Provinsi.
Sementara itu, Ketua STT GID Dolphinus Suebu mengaku, sejak sekolah ini dibuka (2000) sudah terjadi pergumulan agar STT memiliki gedung kampus sendiri sebab selama ini masih bergabung dengan kampus STAKIN. 

"Ruang kuliah yang merupakan fasilitas sangat penting dalam pendidikan di kampus ini. Untuk itu kami mau mengucapkan terima kasih," kata Suebu.

Hal senada disampaikan Presiden GIDI Papua, Dorman Wandikbo. Ia menilai yang dilakukan Gubernur Lukas Enembe patut dicontoh.

"Mungkin orang di kantor bertanya tanya kenapa Gubernur tidak pernah ada. Tapi tak apalah, lebih baik bapa berada di gereja dari pada duduk berjam jam di kantor tapi orang Jakarta tidak peduli," kata Dorman. (*)



Posting Komentar

 
Ke Atas